Poros indonesia.id.Bangka. Tiga orang oknum wartawan yang dituduh melakukan pemberitaan tanpa bukti dan tanpa konfirmasi menunggu etikat baik dari oknum salah seorang mengaku ketua organisasi wartawan tertentu. 18 November 2023
Ke 3 oknum wartawan yang diberitakan di salah satu media online merasa kecewa, karena ada salah seorang yang merasa menjadi orang pintar dan paling benar atau paling paham dalam menjalankan UU Pers no 40 tahun 1999, yang mana dalam berita nya menyebutkan bahwa 3 orang oknum wartawan di beritakan tanpa dikonfirmasi dan dituduh ingin mengajak Open Bo Elvira di tempat kos yang kebetulan bertetangga dengan kosan oknum wartawan yang di jelek-jelekkan namanya.
Ke 3 oknum wartawan akan menindak lanjuti berita yang tersebar baik itu di media dan di Fb.yang menyudutkan nama mereka, sebab FB bukan lah ranah Media.
Ke 3 oknum wartawan yang disebut-sebut namanya mengatakan, kalau memeng pelaku mereka tidak kumpul kebo di kontrakan, lalu kenapa mereka ditemukan di dalam kosan berdua, dan itu pun bukan hanya sekali mereka bersama-sama di dalam kosan tersebut, jelas mereka.
Pada saat satpol PP menanyakan kepada laki-laki bernama RK, malahan mengaku kepada Satpol PP kalau dirinya pasangan suami istri yang sudah melakukan nikah siri, lalu memanggil salah satu oknum wartawan inisial R sebagai saksinya saat nikah siri mereka. Namun R tidak mengakui kalau dirinya pernah menjadi saksi saat kedua pasangan muda mudi ini nikah siri kata RK. Dan RK sempat mengatakan dinikahkan oleh salah satu ustad.
Satpol PP kembali menyakan.dimana mereka nikah siri namun RK tidak bisa menjelaskan nya.
Lalu Satpol PP mengamankan mereka ke kantor Satpol PP lau dimintai keterangannya lebih lanjut.
Nah, masyarakat mungkin dapat melihat dan menelaah pemberitaan siapa yang mengada Ngada, siapa yang melakukan pemberitaan tanpa konfirmasi, dan siapa yang merasa pintar menjadi beking pelaku asusila, serta dan media mana yang tidak menjalankan tupoksi nya serta memenuhi kode etik jurnalistik, kata mereka.
Pemimpin redaksi media Porosindonesia id yang juga sempat di hubungi oleh pelaku melalui HP wartawan nya untuk meminta agar menghapus pemberitaan tersebut mengatakan, bila memang wartawan saya melakukan kesalahan dalam pemberitaan maka saya minta dengan sangat kepada oknum yang merasa lebih pintar dan lebih paham dengan tugas wartawan yaitu oknum yang mengatakan pimpinan organisasi media di Bangka ini, agar melanjutkan laporan nya dan menindak lanjuti ke jenjang para penegak hukum ataupun Dewan Pers, agar kita buka dan kita telaah siapa yang menyalahi dalam melakukan pemberitaan, jangan lah menjadi pahlawan kesiangan dan hanya mencari nama saja, jelas nya.
Bila memang merasa sudah lebih paham dan merasa paling hebat, maka lakukan lah yang benar sesuai dengan kode etik jurnalistik tersebut, jangan menjadi cara pembenaran, dan lakukan tugas anda dengan baik, jangan bikin berita seperti menyerang media lain, sebab berita mu dalam media mu seperti tong sampah, apa yang mau diangkat berita nya, jangan campur dengan masalah lain, jelas nya.
( Red )
