DAERAH

Permainan kotor Developer perumahan subsidi di kota Palembang.

Porosindonesia.co.id Palembang – Perkembangan pembangunan perumahan di kota berkembang Palembang memang sangat banyak saat ini, sehubungan dengan perkembangan masyarakat kota Palembang yang butuh akan rumah.

Namun saat ini sangat banyak keluhan yang disampaikan para masyarakat yang turut mengambil perumahan subsidi di kota Palembang saat ini, yang mana kebanyakan terkait dengan permainan kotor pihak developer ataupun oknum nya, yang sangat merugikan konsumen nya demi kepentingan mereka pribadi.

Seperti di ucapkan Iwan, salah seorang masyarakat yang merasa dilecehkan dan di jolimi pihak developer. Kepada awak media ini, Iwan berkeluh kesah, bahwa banyak di kota Palembang saat ini pembangunan perumahan subsidi terkesan asal jadi, dan tidak memenuhi standart, namun karena kebutuhan akan rumah, terpaksa turut serta mengkredit rumah subsidi ini, ucap nya.

Sebagai contoh kecil saja, coba kita lihat akan sarana nya, misalnya sumur di rumah, yang mana kedalaman nya hanya 1 – 1,5 meter, dan juga akan dinding nya yang nempel hanya satu lapis, ucap nya.

BACA JUGA :   Satpas Sim Pasar segar Depok menyelenggarakan " Donor Darah Bersama ".

Yang paling menyakitkan sebenar nya adalah stiker atau plang yang ditempelkan oleh pihak developer, apabila terjadi keterlambatan pembayaran cicilan, yang mana baru sekitar 1 sampai 3 bulan, atau telat bayar 3 bulan, maka akan kita temui dan jumpai sticker atau plang yang berbunyi ” Rumah ini sudah menunggak ” jelas nya.

Bahkan ada juga beberapa orang yang sudah mengalami yang langsung dilakukan take over oleh pihak Developer yang mana sudah juga diatur oleh Notaris, sehingga pemilik rumah merasa dirugikan, ucap nya.

Hal ini terpaksa disetujui oleh penunggak, karena mereka sudah di intimidasi oleh pihak developer ataupun marketing developer yang mengatakan akan disita Bank, yang mana kebanyakan mengatas namakan Bank BTN, ungkap nya.

Hal ini patut kita sayangkan, dimana pihak developer tidak ada usaha untuk melakukan cara yang lebih elegan dan memberikan solusi yang terbaik buat konsumen nya, tambah nya.

Hal ini patut menjadi perhatian Pemkot Palembang, yang mana setelah di lihat dan di ketahui, bahwa hal take over ini adalah permainan Oknum marketing dan notaris atas permintaan orang kaya yang punya banyak uang sebagai investasi mereka, dan ini sudah banyak terjadi dalam satu perumahan pemilik beberapa rumah adalah satu orang dengan mengatas namakan orang lain, kata nya.

BACA JUGA :   Dinas DP2KBP3A mengadakan Sosialisasi Kebijakan Pembinaan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga dalam Upaya Percepatan Penurunan Stunting.

Maka kami meminta kepada para penegak hukum ataupun Pemkot Palembang agar memperhatikan kami masyarakat kecil, harap nya. ( Pirladi )

Shares

BACA JUGA

Bupati Bandung dan Bulog salurkan 60.000 liter minyak goreng untuk warga di 31 kecamatan dengan harga murah

Ade Darmansyah