Poros indonesia, Bangka – Masyarakat anti fitnah (MAFINDO) wilayah Bangka Belitung, menggelar Tular Nalar Akademi Digital Lansia (ADL) dan Sekolah Kebangsaan di Kabupaten Bangka.(26/02/2023)
Program tular nalar ini merupakan program Mafindo pusat yang digelar di 37 propinsi dengan target peserta kelompok masyarakat yang retan yaitu masyarakat lanjut usia dan anak remaja yang merupakan pemilih pemula, sebanyak 100 peserta dari lansia dan 100 peserta dari anak usia pemilih pemula.
Kelompok masyarakat lanjut usia tersebut berdasarkan survey yang dilakukan Katadata Insight Center dan Kominfo tahun 2021 menunjukan bahwa kelompok lanjut usia berusia 55-70 tahun hanya 3,6 persen menggunakan internet, dan mereka menurut Koordinator Mafindo Wilayah Babel, Suryani jarang tersentuh sosialisasi penggunaan internet dan dianggap usia yang sudah tidak produktif lagi.
Dan melihat hal tersebut Mafindo di dukung Google.org meluncurkan program Tular Nalar Akademi Lansia ini. Program ini diharapkan dapat menciptakan lansia yang cakap digital, sehingga mereka akan menjadi generasi tua yang kritis terhadap penyebaran hoaks dan menjadi agen literasi bagi keluarga, teman dan lingkungannya.
“kegiatan ini sudah dua kali kami lakukan yaitu di Kecamatan Sungailiat Tahun kemarin dan Sabtu (25/02/2023) lalu di Kecamatan Pemali, dengan peserta berusia 60 tahun ke atas, kami menemukan dari kedua kegiatan tersebur di Kab. Bangka rata-rata peserta menggunakan handphone jadul yang hanya bisa untuk suara dan pesan saja, dan hanya beberapa yang menggunakan android.
Dan hampir rata-rata mereka dalam diskusi kelompok menyatakan pernah mendapat sms berhadiah dan telepon yang menyatakan ada keluarga yang kecelakaan/di tangkap polisi dll yang intinya meminta mereka mengirimkan uang atau juga yang meminta dikirimkan pulsa.” Ujar Suryani.
Dan ada beberapa peserta sudah terkena penipuan digital tersebut, harapan kami lanjut suryani setelah pelatihan ini para lansia tersebut dapat lebih bersikap kritis dan tahu bagaimana harus bersikap dalam menghadapi penipuan digital, tahu bagaimana mencari fakta sederhana jika mendapatkan informasi serta cerdas dalam berkomunikasi di media sosial.
Usai pelatihan, para peserta juga akan mendapat pendampingan dari para fasilitator melalui grup whatsapp. Saling berbagi pengalaman dan tukar informasi dari para lansia dalam berinteraksi di ruang digital. Tujuannya, untuk mengasah nalar kritis dan menghindari hasutan, penipuan dan hoaks.
Selanjutnya untuk Program Sekolah Kebangsaan, Kami akan menyelenggarakan dengan menggandeng sekolah tingkat menegah di Sungailiat dengan peserta anak-anak remaja yang merupakan pemilih pemula. Tahun depan akan dilaksanakan pemilu secara serentak, baik pemilih legislatif, presiden dan wakil presiden serta pemilihan kepala daerah. Berdasarkan monitoring media yang dilakukan oleh Kominfo pada pemilu 2019, di dapatkan 489 hoaks di media sosial pada bulan April. Dan sepanjang itu Mafindo sendiri menemukan dan melakukan klarifikasi 1.221 hoaks di linimasa media sosial..
“Dengan program ini kami berharap anak-anak pemilih pemula dalam menjalankan hak politiknya, dapat membuat keputusan memilih berdasarkan informasi yang benar dan valid. Dengan demikian suara pemilih menjadi bermakna dengan keyakinan pemimpin yang dipilihnya akan menjalankan amanahnya dengan baik.
“Tentu dengan sekolah kebangsaan ini kita berharap anak remaja calon pemilih pemula itu paham dan memilah berita – berita yang beredar di medsos. Jangan menyebarkan berita hoax, selalu membaca sebuah berita sampai tuntas,” lanjutnya.
Kegiatan tersebut kami menggandeng pihak Kecamatan Pemali dan Sekolah Tingkat Menengah untuk memfasilitasi pesertanya, juga berkolaborasi dalam pendampingan acara dengan Forum Anak Kabupaten Bangka, dosen Stain SAS Babel dan Stisipol P.12 Sungailiat sebagai fasilitatornya. (Abdul Rais)
