Porosindonesia id Babel – KKSS Babel tolak di bukanya regulasi exsport pasir laut oleh pemerintah. 29/09/2024
Provinsi kepulauan Bangka Belitung memiliki garis pantai yang sangat luas dan menyimpan potensi alam hayati dan wisata yang sangat potensial. BPW Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) yang memiliki hampir kurang lebih 260.000 ribu anggota dari 1.600.000 jumlah populasi penduduk provinsi kepulauan Bangka Belitung dan hampir lebih dari setengah dari anggotanya mendiami pesisir pantai, baik itu di pulau Bangka ataupun pulau Belitung, belum lagi pulau pulau kecil di seputaran wilayah Bangka Belitung.
Beberapa waktu yang lalu Presiden Jokowi mengeluarkan statemant bahwa membuka kembali regulasi export pasir laut, pernyataan tersebut disampaikan Presiden Jokowi usai meresmikan produksi smelter milik PTFI di Kawasan Ekonomi Khusus JIIPE, Gresik, Jawa Timur,
BPW Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Provinsi kepulauan Bangka Belitung melalui sekretrisnya menolak dibukanya kembali exsport pasir laut oleh pemerintah pusat. Ini di sebabkan oleh beberapa hal yang mendasar dan beberapa masukan kawan kawan anggota pengurus KKSS di beberapa daerah di provinsi Bangka Belitung.
Melalui sekretaris BPW KKSS Wirawan, penolakan itu berdasarkan, pertama aspek ekonomis, dimana sebagian besar warga suku Bugis berdiam di pesisir pantai dan menggangtungkan mata pecaharianya dengan bernelayan, dengan dibukanya exsport pasir laut barang tentu akan menimbulkan gesekan dengan nelayan dan menggangu wilayah tangkap para nelayan.
Dalam hal ini.Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) & Lembaga Kelautan Perikanan Indonesia ( LKPI) Wilayah Bangka Belitung untuk ikut serta.
“Lalu yang kedua aspek ekosistem laut, dengan dibukanya export pasir laut akan merusak ekosistem laut, itu mengakibatkan terumbu karang dan biota laut akan rusak dan mengakibatkan berkurangnya hasil tangkapan nelayan”. ucapnya.
Penolakan ini upaya dari BPW KKSS BABEL guna melindungi hak hak warga pesisir, bukan hanya warga KKSS tapi untuk para nelayan di kepulaun Bangka Belitung yang menggantungkan hidupnya dari bernelayan, dan lebih penting lagi menjaga ekositem laut agar terjaga dari kerusakan yang lebih parah, jelas nya di akhir pembicaraannya.
( Abdul Rais )