NASIONAL PERTANIAN

Harga Jagung di Kabupaten Simalungun Anjlok ke Rp 4.500, Petani di Simalungun Menjerit.

Porosindonesia.id Simalungun – Petani jagung di Kabupaten Simalungun kini tengah menghadapi situasi yang sangat mengkhawatirkan. Harga jagung yang anjlok drastis hingga mencapai Rp 4.500 per kilogram membuat para petani terpuruk. Penurunan harga ini tidak hanya menambah beban bagi para petani, tetapi juga mengancam kelangsungan hidup yang sudah sangat bergantung pada pertanian jagung yang mereka lakoni.

Salah seorang petani jagung di Kecamatan Hutabayu Raja kepada awak media mengeluh kan anjloknya harga jagung saat ini ” Anjlok kalilah harga jagung sekarang ini pak, padahal harga pupuk subsidi di tempat kami ini mencapai 150-160 ribu per sak nya, katanya ketahanan pangan oleh presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dengan harga jagung Rp.5.500;00 tapi nyatanya hanya Rp.4.500- Rp.4.800;00 “, keluhnya.

Sebelumnya Menteri Pertanian Amran Sulaiman dalam keterangannya mengatakan bahwa Harga Pembelian Pemerintah (HPP) jagung saat ini adalah Rp 5.500 per kilogram, yang berlaku untuk jagung dengan kadar air 18-20 persen. Penetapan HPP ini bertujuan untuk melindungi petani dari fluktuasi harga dan menjaga stabilitas harga jagung di pasar, serta memperkuat stok pangan pemerintah. Pemerintah juga mendorong peningkatan produksi jagung nasional melalui berbagai upaya, termasuk intensifikasi dan ekstensifikasi.

Menurut aturan yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia, harga jagung seharusnya berada pada kisaran Rp.5.500;00 per kilogram di tingkat petani. Namun, kenyataan di lapangan sangat jauh berbeda. Namun para petani terpaksa menjual hasil panen mereka dengan harga yang sangat rendah, demi keberlangsungan hidup, sementara mereka tetap harus menghadapi harga pupuk dan pestisida yang semakin mahal. Perbedaan harga jual dan biaya produksi yang semakin meningkat membuat petani kesulitan untuk bertahan hidup, apalagi jika dihitung dengan biaya yang sudah mereka keluarkan untuk merawat lahan dan membeli peralatan pertanian.

Tantangan Biaya Produksi yang Meningkat
Harga bahan-bahan produksi pertanian seperti pupuk dan pestisida terus meningkat, namun tidak diikuti dengan peningkatan harga jual jagung. Hal ini membuat keuntungan yang didapatkan para petani semakin kecil, bahkan tidak mencukupi untuk menutup biaya yang mereka keluarkan. Banyak petani mengeluhkan bahwa dengan harga jagung yang hanya Rp.4.500 per kilogram, mereka tidak bisa memperoleh keuntungan yang cukup untuk menghidupi keluarga mereka dan membiayai kebutuhan sehari-hari.

BACA JUGA :   Mentan Amran Pastikan Koordinasi Dengan KPK Berjalan Baik

Warga lainnya yang ditemui awak media berinisial A. Siallagan, seorang petani asal Kelurahan Huta Bayu, Kecamatan Huta Bayu Raja, Kab. Simalungun mengungkapkan kekecewaannya. Ia memiliki lahan jagung seluas satu hektar yang selama ini menjadi sumber mata pencaharian utama bagi keluarganya. Namun, saat ini ia merasa sangat kecewa dengan harga jual jagung yang tidak kunjung membaik.

“Lahan jagung saya ada dua hektar. Bila melihat kondisi saat ini, harga jagung sangat mengecewakan. Padahal, menurut aturan Pemerintah, harga seharusnya di kisaran Rp. 5.500;00 per kilogram. Kami para petani sangat kecewa dengan harga ini. Kami merasa tidak dihargai atas jerih payah kami selama ini,” ujar Siallagan dengan nada penuh kekesalan.

Siallagan menjelaskan bahwa dengan harga jagung yang sangat rendah, ia merasa tidak ada manfaat yang bisa didapatkan dari hasil jerih payahnya. Selain itu, ia juga menambahkan bahwa pengeluaran untuk pemeliharaan tanaman dan biaya operasional lainnya jauh lebih besar daripada keuntungan yang didapat dari penjualan jagung saat ini. Jika kondisi ini berlanjut, ia khawatir banyak petani akan berhenti menanam jagung dan beralih ke komoditas lain yang mungkin lebih menguntungkan, meskipun tidak mudah untuk beralih begitu saja.

Bagi petani seperti Siallagan, jagung adalah satu-satunya komoditas yang bisa diandalkan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dengan harga yang terus terpuruk, ia merasa sangat tertekan dan khawatir akan masa depan keluarganya. Menurutnya, sudah saatnya pemerintah turun tangan untuk memastikan bahwa harga jagung di tingkat petani bisa stabil dan sesuai dengan biaya produksi.

BACA JUGA :   Presiden Jokowi Apresiasi Pembangunan Pabrik Amonium Nitrat untuk Mendorong Kemandirian Pangan

Panggilan untuk Menteri Pertanian RI
Siallagan, bersama dengan petani lainnya, berharap Menteri Pertanian Republik Indonesia bisa segera turun tangan untuk mengatasi masalah ini. Mereka menginginkan kebijakan yang lebih berpihak kepada petani agar mereka bisa terus bertahan hidup dengan memadai dan mendapatkan harga yang sesuai dengan kualitas dan hasil yang mereka capai.

“Pak Menteri Pertanian, tolong perhatikan nasib kami para petani jagung. Di mana letak kesalahannya ini, Pak? Kami sudah berusaha keras dan bekerja tanpa kenal lelah. Tapi dengan harga jagung yang begitu rendah, bagaimana kami bisa hidup dengan layak dan membiayai pendidikan anak-anak kami?” harapnya dengan penuh emosi.

Siallagan menambahkan bahwa petani bukan hanya membutuhkan perhatian dalam hal harga, tetapi juga dalam hal keberlanjutan sistem pertanian yang lebih baik dan berkelanjutan. Ia berharap ada program yang bisa memberikan solusi jangka panjang agar para petani tidak lagi bergantung pada harga pasar yang fluktuatif.

Harapan bagi Masa Depan Petani Jagung
Selain harga jagung yang stabil, Siallagan juga berharap agar akses kepada modal pertanian dan bantuan pemerintah dapat ditingkatkan. Beberapa petani mengaku kesulitan dalam memperoleh kredit usaha tani yang ringan, serta akses terhadap pelatihan dan teknologi pertanian yang bisa membantu meningkatkan hasil panen. Dengan adanya dukungan yang lebih besar dari pemerintah, mereka berharap dapat meningkatkan produktivitas dan mengurangi kerugian akibat fluktuasi harga yang tidak terkontrol.

Ia pun berharap agar pihak-pihak terkait dapat berkolaborasi dengan petani untuk menemukan solusi yang lebih baik. Dengan demikian, para petani tidak hanya bisa bertahan, tetapi juga dapat menikmati hasil dari jerih payah mereka dengan layak. (A.S)

Shares

BACA JUGA

Manfaat israj mi’raj untuk meningkatkan kinerja dan Dedikasi melayani masyarakat ujar Listyo Sigit Prabowo

Ade Darmansyah