Poros Indonesia, Sungailiat – Polemik muara air kantung kelurahan Jelitik kecamata Sungailiat, menjadi sorotan semua pihak yang ada di kabupaten Bangka.20 Mei 2022.
Ketua HNSI bersama tokoh-tokoh masyarakat yang dijumpai pada tanggal 18 Mei 2022 jam 20.00 Wib di caffe time. mengatakan bahwa kita semua melakukan pertemuan bersama temen-temen, tokoh-tokoh nelayan, beserta ormas, LSM dan media hanya menginginka bagaimana caranya supaya muara nelayan kita itu bisa normal kembali.
Pak Haerul tokoh nelayan juga mengatakan kita sebagai pengguna langsung alur Muara air kantu, miminta siapa pun yg terpilih untuk ijin pendalaman dan pelebaran muara, harus benar-benar memprioritaskan muara, selebihnya anda mau mengambil kandungan apa pun didalamnya silahkan yang penting jangan sampai kami sebagai pengguna alur muara terhambat keluar masuknya lagi.
Awak media pun diundang oleh mantan ketua-ketua HNSI dan sekjen HNSI, Ormas, LSM, tokoh masyarakat yang dihadiri oleh Kaling nelayan 2 dan Kaling nelayan 1 di Warkop kite jam 21.00 wib. Mantan ketua HNSI DPC periode 2015-2020 Ridwa mengatakan sedimentasi dimuara Air kantung saat ini sungguh luar biasa sekali. Alur muara sudah tertutup sedemikian rupa, sehingga bisa dilalui dengan berjalan kaki.
Ridwan membeberkan hari ini tokoh masyarakat pesisir yang selama ini terkotak-kotak, melakukan rekonsiliasi dengan menyatukan persepsi terkait masalah muara tersebut. Sejumlah masukan dan usulan solusinya juga sudah kita sampaikan.hari ini sudah terbentuk kordinator terus kita akan melakukan konsolidasi dan pertemuan akbar dari masing-masing tokoh pemuda, tokoh masyarakat,btokoh agama, untuk saling mendukung atau memberikan masukan berupa solusi agar satu persepsi.

Ridwan menekankan siapa pun perusahaan yang mengerjakan pengerukan dan pendalaman alur Muara, jangan lagi melakukan hal-hal diluar keinginan masyarakat nelayan. Kuncinya kapal-kapal nelayan bisa beraktifitas bongkar muat di pelabuhan, yang jelas nelayan tidak lagi menunggu air pasang baru bisa melakukan aktifitas.
Jadi jangan sampai seperti sekarang ini ada nelayan yang bongkar muat hasil lautnya dituing, rambak,Jetty yang bayar sampai Rp 76.000/hari. Jadi miris nelayan menjadi lebih besar pengeluarannya dibandingkan hasil yang didapatkan. Intinya kita mencari upaya yang paling solutif terkait permasalahan muara air kantung, ucap Ridwan
mantan ketua HNSI DPC 2010-2015.
Ratno Daeng Mappiwali mengatakan, persoalan muara menjadi beban moral bagi HNSI dan menjadi tanggung jawab HNSI sejak 2007 silam. Memperjuangkan normalisasi alur Muara air kantung. Saat ini sangat miris melihat kondisi muara yang mungkin paling parah kondisinya dan bagaimanapun disini kita hadir bersama-sama memiliki tujuan untuk melancarkan perekonomian masyarakat nelayan dan pengguna alur muara. Ayolah kita bersatu untuk kepentingan nelayan kita.
Salah satu hasi diskusi dan musyawarah itu menunjuk ketua himpunan pengusaha ikan dan nelayan Sungailiat sebagai koordinator pergerakan, Muhammad Ali mengatakan, pendangkalan alur Muara sungai jelitik air kantung beberapa bulan ini sangat memperihatinkan, lanjut pak Ali. Kita akan adakan pertemuan lagi dengan kawan-kawan dan tokoh masyarakat lainnya tanggal 20 Mei 2022 sekitar jam 21.00 Wib, untuk bersatu mencari solusi terbaik. Intinya kita kesampingkan dululah kepentingan-kepentingan kita semua, kita fokus kemuara mencari yang terbaiklah, ucap nya mengakhiri. (Abdul Rais).
